Senin, 02 Januari 2012

ADAB BERKENDARAAN

Di setiap negara, para pengendara
kendaraan bermotor diwajibkan
mematuhi aturan lalu lintas yang
telah ditetapkan dalam undang-
undang yang berlaku. Khusus bagi
umat Muslim, ajaran Islam juga ternyata mengatur tata cara atau
adab berkendaraan yang tentunya
berlaku secara universal. Syekh Abdul Azis bin Fathi as-
Sayyid Nada dalam kitab
Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah,
memaparkan adab-adab
berkendaraan yang perlu dipatuhi
oleh seorang Muslim. Pertama, niat yang baik. Seorang Muslim
ketika naik kendaraan atau
menggunakan alat transportasi
harus meniatkan diri untuk
mencapai tujuan yang benar. ‘’Di antaranya untuk menyambung
tali silaturahim, mencari nafkah,
ziarah karena Allah. Selain itu,
juga berniat akan berlaku baik
terhadap kendaraan yang dinaiaki
sesuai dengan syariat Allah SWT,’’ tutur Syekh as-Sayyid Nada. Kedua, mengakui nikmat Allah Ta’ala. Menurut ulama terkemuka
itu, ketika sedang mengendarai
kendaraan ataupun setelahnya
hendaknya seorang hamba
mengakui limpahan nikmat yang
diberikan kepadanya. Sebab, berkat kendaraan yang
dianugerahkan Allah SWT itu,
seseorang bisa menghemat waktu
dan tenaga untuk sampai ditujuan. Ketiga, memilih kendaraan yang cocok untuk perjalanan. Ajaran
Islam sangat memperhatikan
keselamatan dan kenyamanan.
Karena itu, menurut Syekh as-
Sayyid Nada, seorang Muslim
hendaknya memilih kendaraan yang paling bermanfaat dan cocok
untuk mencapai tujuan. Keempat, mempersiapkan alat transportasi. Setiap Muslim yang
hendak bepergian hendaknya
mempersiapkan alat transportasi
yang akan digunakannya, jika
kendaraan tersebut milik pribadi.
Syekh as-Sayyid Nada menganjurkan agar sebelum
digunakan, kendaraan diperiksa
mesinnya, bahan bakarnya,
onderdil-onderdilnya. ‘’Jika
kendaraan itu berupa hewan
tunggangan, hendaknya diperiksa kesehatan dan kekuatannya.’’ Setelah
mempersiapkan
kendaraannya dengan baik, umat Islam
diharuskan membaca doa sebelum
memulai perjalanannya. Karena
itu, menurut Syekh Sayyid Nada, adab kelima yang harus diperhatikan dalam berkendaraan
dalah membaca doa
berkendaraan. Saat akan menaiki
kendaraan, seorang Muslim tak
boleh lupa berdoa. ‘’Hendaknya
seseorang berdoa dengan zikir yang sahih dari Nabi SAW ketika
menaiki kendaraan,’’ ungkap
Syekh Sayyid Nada. Berikut doa ketika akan naik
kendaraan: ‘’Segala puji bagi
Allah, Maha Suci Zat yang telah
menundukkan bagi kami
kendaraan inipadahal sebelumnya
kami tak dapat menguasainya. Sesungguhnya kepada Rabb-lah
kami akan kembali….’’ Keenam, tak membebani kendaraan dengan beban yang
melampaui kapasitas. Seringkali
kita melihat di jalan raya begitu
banyak orang yang
mengemudikan sepeda motor
membawa beban yang melampaui batas. Syekh as-Sayyid Nada
menyarankan agar seseorang tak
membebani kendaraannya
melebihi kapasitas, karena bisa
mengakibatkan kendaraan mogok
atau bahkan kecelakaan. Ketujuh, zikir safar. Saat berkendaraan hendaknya seorang
Muslim tetap ingat kepada Allah
dengan cara berzikir. Saat
kendaraan melaju, tutur Syekh
Sayyid Nada menyarankan agar
seorang Muslim membacakan doa yang diriwayatkan dari Nabi SAW. ‘’Ya Allah sesungguhnya kami
memohon kepada-Mu kebaikan
dan takwa dalam perjalanan ini.
Kami memohon kepada-Mu
perbuatan yang membuat-Mu
ridha. Ya, Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini dan jadikanlah
perjalan yang jauh ini seolah-olah
dekat. Ya Allah, Engkaulah teman
dalam perjalanan dan yang
menjaga keluargaku. Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari perjalanan yang berat,
pemandangan yang buruk, serta
musibah yang menimpa harta dan
keluarga.’’ (HR Muslim (1342) dari
Ibnu Umar). Kedelapan, memperhatikan rambu-rambu keselamatan.
Keselamatan merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Saat
berkendaraan penting untuk
mengikuti aturan dan rambu-
rambu keselamatan. Misalnya mengenakan sabuk pengaman,
menggunakan helm bagi
pengendara sepeda motor. Kesembilan, memberi hak kendaraan untuk berisitirahat.
Kendaraan baik dari hewan
maupun kendaraan biasa
membutuhkan waktu untuk
beristirahat ketika menempuh
perjalanan yang jauh. Hewan tunggangan perlu istirahat untuk
minum serta makan dan
menambatkannya di tempat yang
teduh. ‘’Bahkan mobil sekalipun,
membutuhkan istirahat setiap
beberapa jam untuk memeriksa
bahan bakar, air, mendinginkan
mesin dan lainnya. Sehingga,
kendaraan bisa mengantarkan kita ke tempat tujuan,’’ papar Syekh
as-Sayyid Nada. Kesepuluh, berzikir ketika melewati jalan mendaki dan menurun.
Diriwayatkan dari Jabir RA, ia
berkata: ‘’Apabila melewati jalan
mendaki, kami bertakbir dan
apabila melewati jalan menurun,
kami bertasbih.’’ (HR Bukhari). Begitulah ajaran Islam mengatur
tata cara berkendaraan. Selamat
mengamalkan adab berkendaraan
ala Islam. Red: Heri Ruslan. Dikutip REPUBLIKA 02 JAN.2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar